Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Heni
● online
Heni
● online
Halo, perkenalkan saya Heni
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Buka jam 08.00 s/d jam 21.00 , Sabtu, Minggu & Hari Besar Tutup
Beranda » Uncategorized » Edelweis Tak Selamanya Abadi
click image to preview activate zoom
Diskon
18%

Edelweis Tak Selamanya Abadi

Rp 70.000 Rp 85.000
Hemat Rp 15.000
Stok Tersedia
Kategori Uncategorized
Tentukan pilihan yang tersedia!
Bagikan ke

Edelweis Tak Selamanya Abadi

” Hampir 100 % yang membaca novel ini meneteskan air mata ”

Menjadi buta bukanlah keinginan semua orang.

Dan memberikan satu-satunya mata kita untuk orang yang kita cintai sekali pun, sangat tidak dapat dilogika.

Tapi begitulah cinta, tak pernah dapat dilogika.

Ia adalah labirin jiwa yang menderu, campuran antara imajinasi, rekolusi refleksi, nisbi, nurani, materi dan reality.

Hanya bisa dirasa, walau menurut norma adalah salah. Hatilah yang berbicara.

Dan tentang Dzat sang Maha Angkuh yang telah menulis epos cinta lara nan mendera.  Pada-Nya aku haturkan secawan puja nan indah.

Merayu-Nya pada seribu malam yang hening hingga lahirkan buliran bening pembasuh luka.

Cinta ini seperih derita Majnun pada Laila. Menghadirkan setia laksana menggenggam bara.

Diri lelah bersandiwara,

Kini tiba masa dunia memeluk raga

dan jiwa akan kembali ke sang Maha Dayanya.

 

 

Bee,… Tahukah engkau,
Tak ada yang abadi di dunia ini.

Edelweis putih di puncak Mahameru sekalipun tak akan abadi.
Pun demikian dengan karang hitam di dasar samudera,

akan luruh digerus ombak dan masa

                                                                                            Liaiko

August’16

 

“Cinta buta selalu menjadi tema yang menarik dalam sebuah novel, terbukti dengan melegendanya Laila-Majnun, maupun Romeo dan Juliet. Namun bagi saya “kematian” bukanlah pengorbanan yang sesungguhnya. Kematian tidak akan menyisakan kesengsaraan. Tetapi tidak bagi Tya dan Bian. Tya rela “sengsara” tanpa penglihatan demi cintanya pada Bian. Novel “Edelweis Tak Selamanya Abadi” ini cukup dramatis dan menguras perasaan. Tidak berlebiha jika saya katakan, Tya dan Bian akan melegenda layaknya Laila dan Majnun di Timur atau Romeo dan Juliet di Barat. Selamat membaca!.

(Dr. M. Arfan Mu’amar, M.Pd.I.

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya)

“Jika kau mencintai seseorang biarkan dia pergi, Jika ia kembali maka ia akan menjadi milikmu selamanya”

Pengorbanan seseorang yang dilakukan pasti tidak akan sia-sia, hal itu lah yang dilakukan oleh Tya kepada Bian. Melihat pengorbanan Tya sangat menguras emosi pembaca.

“Cinta tak harus memiliki” sepertinya sangat menyakitkan memang, di mana kita harus menerima kenyataan pahit yang tidak sesuai dengan harapan. Novel ini memberikan pandangan baru bahwasanya cinta tak harus memiliki adalah seseorang yang berjiwa besar yang dapat melakukan segala hal  dengan ikhlas.

Selamat Membaca

Edelweis Tak Selamanya Abadi

Berat 300 gram
Kondisi Baru
Dilihat 508 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Checkout